Cerita

Nirwana, Ustazah yang Lantang Bicara Kesehatan Reproduksi

1 April 2017
Penulis: admin

Namanya Nirwana. Ia berasal dari Desa Lumbang, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Perempuan yang lahir pada 1981 ini bekerja di perusahaan sawit di Subah, Kabupaten Sambas.

Ketika Nirwana hendak menjadi pembawa acara (MC) di kegiatan sosialisasi kesehatan reproduksi (kespro) di Desa Lumbang, beliau kelihatan sangat gugup. Hal ini terjadi karena ia baru pertama menjadi MC dalam sebuah acara yang dihadiri banyak undangan. Apalagi hari itu kepala Desa Lumbang juga hadir. Keberanian Nirwana diapresiasi oleh kepala Desa Lumbang, Bapak Mahmud.

Ia berkata, ”Ini merupakan hal yang positif karena sebelumnya, setiap kegiatan hanya orang itu-itu saja yang menjadi MC. Ini merupakan hal yang bagus.”

Setelah itu, Bapak Kepala Desa memberi saran agar dalam kegiatan berikutnya, tugas sebagai MC dilakukan secara bergantian, masing-masing tiga kali agar semua pernah merasakan sebagai MC. Hal ini juga bisa membantu mengurangi rasa kurang percaya diri.

Selama mengikuti program MAMPU ‘Aisyiyah, Nirwana merasa mengalami banyak perubahan positif, salah satunya adalah bertambahnya pengetahuan agama juga pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Dari pertambahan pengetahuan itu, Nirwana merasakan memiliki rasa percaya diri untuk bisa berbagi informasi kepada orang di sekitarnya, khususnya teman-teman pekerja sawit.

Nirwana bercerita, “Berawal dari ngumpul bersama teman-teman pekerja sawit, saya mulai menceritakan tentang kesehatan reproduksi yang saya dapat dari ‘Aisyiyah.”

Ia menjelaskan tentang apa itu kespro, apa itu tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat), apa saja penyakit yang rentan dialami perempuan dari Pasangan Usia Subur (PUS), dll. Ia bersyukur, banyak temannya yang mendengarkan. Nirwana berharap apa yang disampaikannya itu bisa bermanfaat.

Teman-teman Nirwana mengatakan, “Nirwana, kamu sangat beruntung karena di desamu ada penyuluhan tentang kespro, dan kamu sering mengikutinya sehingga banyak pengetahuan yang bisa didapat.”

Selain menyampaikan tentang kesehatan reproduksi, sebagai seorang perempuan muslim, Nirwana juga memberanikan diri untuk mengajak teman-temannya salat. Ia berusaha untuk memberikan pengertian tentang kewajiban seorang muslim untuk salat lima waktu. Meski menilai dirinya masih memiliki sedikit ilmu agama, tapi ia bertekad, selama membawa perubahan kepada orang banyak, itu merupakan hal yang baik. Sekarang, ia dipanggil ‘Ustazah’ (ustaz perempuan) oleh teman-temannya.

Nirwana pun berharap program ini selalu berlanjut dan memberikan pengetahuan yang lebih banyak lagi. Ia senang, karena ‘Aisyiyah tidak hanya memberikan pengetahuan tentang ilmu agama, tetapi juga penyuluhan tentang kesehatan reproduksi yang perlu diketahui oleh semua perempuan.

Ditulis oleh: Nurlisa (‘Aisyiyah)