Stories

Nirwana: Ustadzah di Kebun Sawit

27 May 2018
Penulis: admin

Namanya Bu Nirwana. Ia berasal dari Desa Lumbang, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Perempuan yang lahir pada 5 Juni 1981 ini, bekerja di perusahaan sawit di Subah, Kabupaten Sambas.

Saat pertama kali bertemu dengan Bu Nirwana di kegiatan sosialisasi kesehatan reproduksi di Desa Lumbang, beliau kelihatan sangat gugup sekali. Hal ini terjadi karena ia baru pertama menjadi MC dalam sebuah acara yang dihadiri banyak undangan. Apalagi hari itu kepala Desa Lumbang juga hadir. Saat mulai membawakan acara, Ibu Nirwana masih kelihatan sangat gugup, tetapi ibu Nirwana sudah berusaha dengan baik. Keberanian Bu Nirwana tersebut diapresiasi oleh kepala Desa Lumbang, Bapak Mahmud.

Ia berkata, ”Ini merupakan hal yang positif karena sebelumnya, setiap kegiatan hanya orang itu-itu saja yang menjadi MC. Nah ini merupakan hal yang bagus.”

Setelah itu, Bapak Kepala Desa memberi saran agar dalam kegiatan berikutnya, tugas sebagai MC dilakukan secara bergantian, masing- masing tiga kali agar semua pernah meraskan sebagai MC. Hal ini juga bisa membantu mengurangi rasa kurang percaya diri.

Selama mengikuti program MAMPU ‘Aisyiyah, Bu Nirwana merasa mengalami banyak perubahan positif, salah satunya adalah bertambahnya pengetahuan agama juga pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Dari pertambahan pengetahuan itu, Bu Nirwana merasakan memiliki rasa percaya diri untuk bisa berbagi informasi kepada orang di sekitarnya, khususnya teman-teman pekerja sawit.

Bu Nirwana bercerita, “Berawal dari ngumpul bersama teman-teman pekerja sawit, saya mulai menceritakan tentang kesehatan reproduksi yang saya dapat dari ‘Aisyiyah.”

Beliau banyak bercerita tentang apa itu kespro, apa itu tes IVA, apa saja penyakit yang rentan dialami perempuan dari Pasangan Usia Subur (PUS), dll. Alhamdulillah banyak temannya yang mendengarkan. Bu Nirwana berharap apa yang disampaikannya itu bisa bermanfaat.

Teman-teman Bu Nirwana mengatakan, “Nirwana, kamu sangat beruntung karena di desamu ada penyuluhan tentang kespro dan kamu sering mengikutinya sehingga banyak pengetahuan yang bisa didapat.”

Selain menyampaikan tentang kesehatan reproduksi, sebagai seorang muslim, Bu Nirwana juga memberanikan diri untuk mengajak teman-temannya sholat. Ia berusaha untuk memberikan pengertian tentang kewajiban seorang muslim untuk sholat lima waktu. Bu Nirwana menyadari dirinya memang masih memiliki sedikit ilmu agama dan juga yang lainnya. Tapi, ia bertekad, selama membawa perubahan kepada orang banyak, itu merupakan hal yang baik. Sekarang, Bu Nirwana dipanggil “USTADZAH” oleh teman-temannya.

Bu Nirwana berharap program ini selalu berlanjut dan memberikan pengetahuaan yang lebih banyak lagi. Bu Nirwana sangat senang karena ‘Aisyiyah tidak hanya memberikan pengetahuan tentang ilmu agama, tetapi juga penyuluhan tentang kesehatan reproduksi yang perlu diketahui oleh semua perempuan.

Ditulis oleh: Nurlisa (‘Aisyiyah)