Kegiatan
PEKKA Bantu Pemerintah Daerah Pantau Bansos di Masa COVID-19
26 Agustus 2020Penulis: Amron Hamdi
Pada bulan Juni lalu, Mitra MAMPU, Yayasan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) melakukan pemantauan bantuan sosial yang diberikan kepada warga terdampak COVID-19. Pemantauan tersebut dilakukan melalui survey yang melibatkan 6.553 responden yang tersebar di 91 desa di 42 kabupaten di 17 provinsi. Dua puluh dua kabupaten diantaranya merupakan kabupaten yang didukung oleh Program MAMPU.
Sebelum melakukan pemantauan, PEKKA juga melakukan pembekalan bagi enumerator pada 18 dan 19 Mei 2020 tentang tata-cara survey, pertanyaan, dan keselarasan pengumpulan data antar daerah.
Menurut Dwi Indah Wilujeng, Koordinator Program MAMPU PEKKA, pemantauan ini bertujuan untuk memastikan program Bantuan Sosial dari Pemerintah maupun dari sektor swasta yang disalurkan kepada masyarakat tepat sasaran.
“Hasil pemantauan akan menjadi masukan bagi Pemerintah Desa dan Pusat untuk memperbaiki sistem perlindungan sosial di masa pandemi COVID-19 ini,” ujar Wilu.
Pemantauan Bansos ini dibagi menjadi 2 jalur survey, yaitu:
- Kuesioner Keluarga untuk Pemantauan Bansos COVID-19
Digunakan untuk mendapatkan informasi dari keluarga (masyarakat) yang mencakup tentang semua jenis program Bansos (baik dari Pemerintah Pusat, Daerah, Desa, Swasta, LSM, dsb) yang diterima/tidak diterima oleh masyarakat di masa pandemi.
- Kuesioner Desa untuk Pemantauan BLT-DD
Digunakan untuk mendapatkan informasi dari aparat desa terkait dengan kebijakan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD).
Setelah semua data terkumpul dan dimasukkan oleh para enumerator, data-data tersebut kemudian diverifikasi oleh fasilitator lapangan, yang merupakan staf Serikat PEKKA di wilayah masing-masing, untuk kemudian diolah bersama dengan data dari daerah lain secara terpusat di Jakarta. “Pengumpulan data dilakukan sepanjang 21 Mei hingga 24 Juni. Pada bulan Mei dilakukan pengumpulan data untuk kuesioner keluarga, sedangkan bulan Juni lalu untuk kuesioner desa. Saat ini masih dalam proses pengolahan data untuk rekomendasi,“ jelas Wilu.
Para enumerator yang terlibat mengungkapkan bahwa pengumpulan data merupakan pengalaman yang sangat menarik dan menjadi pembelajaran yang berkontribusi penting dalam masa pandemi ini. Selain aktif membantu sesama warga, para enumerator juga turut merasakan manfaat dari penguatan kapasitas dari PEKKA, seperti yang disampaikan Asia, enumerator – anggota Serikat PEKKA di Kabupaten Sampang, Jawa Timur.
“Ya Allah, kita wawancara dengan Kades begitu cemasnya, namun dengan perasaan lega kami sudah selesaikan tugas tersebut. PEKKA membuat kami yang tadinya takut, menjadi berani,” ungkap Asia seusai melakukan wawancara dengan Kepala Desa.
Beberapa enumerator menyampaikan bahwa masih terdapat warga yang tidak terdata dan tidak menerima bantuan sosial meskipun memenuhi kriteria penerima. Lismi, enumerator dari Ogan Kemering Ilir, Sumatera Selatan, mengatakan, “Ibu Uliya, salah satu responden yang saya temui, dulu keluarganya pernah mendapat bantuan Raskin, tetapi tanpa tahu apa sebabnya bantuan tersebut diputuskan. Karena tidak mengerti Ibu Uliya hanya diam.”
Saat ini hasil pendataan bantuan sosial COVID-19 masih dalam tahap pengolahan dan akan dipublikasikan dalam waktu dekat oleh Yayasan PEKKA.