Kegiatan

 

Tetap Terampil untuk Bertahan Hidup

26 Agustus 2020
Penulis: Amron Hamdi

Pekerja rumahan sebagai bagian dari rantai pasok merupakan salah satu kelompok yang paling rentan terkena dampak pandemi COVID-19. Tidak hanya turun, sebagian pekerja rumahan bahkan tidak memiliki penghasilan sama sekali karena tidak mendapat pesanan pekerjaan dari pemberi kerja. Beruntunglah serikat perempuan pekerja rumahan yang didampingi oleh salah satu mitra MAMPU yakni Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan Indonesia (BITRA) di Desa Dagang Kelambir, Kabupaten Deli Serdang. Meski sebelumnya mereka belum pernah membuat masker, setelah memperoleh pelatihan dan melakukan uji-coba, mereka dapat memproduksi dan menjual masker kain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari.

“Sejak pabrik tidak lagi mendapat pesanan, saya juga tidak bekerja dan mendapatkan penghasilan. Namun, ketika kami mulai menjahit masker, perekonomian rumah tangga saya sangat terbantu,” jelas Mislam, perempuan pekerja rumahan yang selama 16 tahun terakhir membuat anyaman kawat untuk disetor ke pabrik maupun dijual langsung.

Saat ini ada 12 orang pekerja rumahan yang memproduksi masker kain. Meski baru mulai, masker dua lapis yang dijual seharga Rp 5.000 itu laris dipesan baik oleh BITRA maupun dari instansi pemerintah. “Sebenarnya masyarakat tidak mengharapkan pemerintah untuk menyediakan segala kebutuhannya, namun masyarakat perlu diberi pengetahuan dan keterampilan. Ketika perempuan ini terampil, mereka akan tetap bisa bertahan hidup,” jelas Rosmawati, Manajer Program Pemberdayaan Perempuan Pekerja Rumahan, BITRA.

Bantu masyarakat desa lawan dampak pandemi

Selain melakukan pendampingan untuk meningkatkan kondisi ekonomi perempuan pekerja rumahan, BITRA juga turut terlibat dalam upaya mengurangi penyebaran COVID-19. Mereka melakukan kegiatan Tanggap Darurat & Antisipasi Penyebaran COVID-19 melalui sosialisasi serta pembagian alat pelindung diri sederhana bagi masyarakat pedesaan. “Sasaran utama kegiatan emergency response ini adalah kelompok rentan di pedesaan, seperti kaum perempuan, lansia dan disabilitas. Selebihnya adalah petani dan masyarakat desa lain,” terang Rusdiana, Direktur Pelaksana BITRA Indonesia.

Tidak hanya melalui spanduk dan poster himbauan di desa-desa, BITRA juga melakukan sosialisasi terkait pencegahan virus COVID-19 dengan memanfaatkan dialog interaktif radio komunitas dan mobil keliling. Di Desa Pulau Gambar, Kabupaten Serdang Bedagal misalnya, para relawan BITRA berkeliling dari satu desa ke desa lain menggunakan mobil untuk memberi informasi tentang COVID-19 kepada masyarakat, termasuk himbauan hidup bersih serta menggunakan masker jika harus bepergian.

BITRA juga membagikan total 5.000 alat pelindung diri (APD) sederhana kepada desa dampingan yang tersebar di 9 kabupaten di Sumatera Utara. Paket yang berisi APD berupa masker juga dilengkapi denganhand sanitizer dan jamu tradisional serta selebaran informasi mengenai COVID-19. “Ini kami lakukan karena ketika COVID-19 sudah masuk ke Indonesia, kami kesulitan mencari masker, hand sanitizer dan vitamin di daerah kami. Hal inilah yang kami lakukan untuk membantu pemerintah mengadakan barang-barang ini bagi masyarakat,” lanjut Rusdiana.