Publikasi

The Gender Observatory: Krisis COVID-19 (Edisi 4/Sep 2020)

Bulan September adalah bulan keenam sejak COVID-19 pertama kali terdeteksi di Indonesia. Jumlah kasus di tingkat global terus meningkat, namun hal ini diiringi dengan kemajuan pengembangan vaksin yang menunjukkan perkembangan menggembirakan baik di Indonesia maupun di negara lain.

Edisi Gender Observatory kali ini membahas secaramendalambagaimana pandemi COVID-19 ini telah memperparah ketidaksetaraan di tempat kerja dan membagi pembelajaran yang diperoleh sepanjang COVID-19 yang dapat mendukung reformasi di tempat kerja untuk meningkatkan kesetaraan dan hasil darinya.

Pada edisi kali ini, Kemitraan Australia-Indonesia untuk Pembangunan Ekonomi (Prospera) meneliti hambatan tak kasat mata (glass ceiling) dan keterwakilan perempuan di sektor Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia. Prospera menyatakan bahwa jika sektor publik benar- benar dapat dipastikan mewakili populasi yang dilayani, hal ini dapat mempercepat pelaksanaan respons COVID-19 yang inklusif dan adil.

Investing in Women dan Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization/ ILO) mengemukakan pentingnya menerapkan kesetaraan gender di tempat kerja di Indonesia. Kedualembagatersebutmenunjukkanbagaimana COVID-19 telah menyadarkan tentang adanya kebutuhan untuk mempromosikan pengaturan kerja yang lebih fleksibel serta mengadaptasi teknologi untuk meningkatkan keseimbangan kerja-kehidupan (work-life balance) bersamaan dengan peningkatan kinerja.

Dengan tetap berfokus pada perempuan di dunia usaha, Kopernik menunjukkan bagaimana intervensi sederhana dalam bentuk penjualan online berpotensi membantu usaha-usaha kecil yang dijalankan perempuan untuk meningkatkan keuntungan dan memperbaiki penghidupan mereka.

SMERU Research Institute kemudian membawa kita kembali ke topik kesehatan masyarakat dengan menunjukkan bagaimana inovasi pemerintah daerah menjadi kunci dalam mempertahankan layanan kesehatan ibu dan anak pada masa pandemi.