Cerita
Tokoh Agama Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Reproduksi Lewat Pengajian
27 Mei 2018Penulis: admin
Melalui program MAMPU-‘Aisyiyah, Bapak Sudarno mendapatkan banyak informasi penting mengenai kesehatan reproduksi. Informasi tersebut dinilainya sangat bagus dan penting untuk disebarluaskan kepada masyarakat umum. Oleh karena itu Bapak Sudarno yang aktif mengisi kegiatan pengajian di Desa Citepus, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap memutuskan untuk aktif mensosialisasikan isu kesehatan reproduksi kepada masyarakat melalui khotbah pengajian yang rutin beliau lakukan.
Bapak Sudarno warga Desa Citepus, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap ini adalah seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di sebuah SMK di Wangon Kabupaten Banyumas. Beliau juga merangkap Guru PAI di SMP Muhammadiyah Jeruklegi. Selain mengajar, Pak Sudarno bersama isterinya bernama Supri, aktif berkegiatan dengan ‘Aisyiyah sejak tahun 2016. Sejak bulan Juli tahun 2016, bapak yang akrab dipanggil Pak Darno ini dilantik menjadi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Jeruklegi. Meskipun lelaki, Pak Darno bisa dikatakan sebagai penggerak di ‘Aisyiyah.
Sebelum ada program MAMPU, materi pengajian yang biasa Pak Darno sampaikan berkisar tentang aqidah, fiqih dan muamalah. Beliau belum pernah menyampaikan materi tentang kesehatan reproduksi. Lalu, Pak Darno mendengar informasi tentang Program MAMPU-‘Aisyiyah. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemenuhan hak dasar kesehatan reproduksi perempuan dhuafa mustadhafin melalui 5 isu yaitu IVA/Pap smear, pernikahan dini, ASI, Jaminan Kesehatan Nasional dan Keluarga Berencana. Selain itu, program ini melibatkan banyak tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk turut serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas. turut aktif dalam Program MAMPU-‘Aisyiyah di desa Citepus Kecamatan Jeruklegi. Oleh karena itu Pak Darno pun kemudian memutuskan untuk aktif menyebarkan pentingnya kesehatan reproduksi di setiap pengajian yang diisi oleh beliau.
Setelah mendapatkan informasi kesehatan reproduksi di Program MAMPU-‘Aisyiyah Pak Darno memiliki pandangan bahwa bila seorang perempuan sehat maka keluarga akan baik, sakinah ma wadah dan warrahmah.
“Jika istri sehat pasti keluarga akan sehat, dan dengan keluarga yang sehat akan terbentuk keluarga yang sakinah ma waddah wa rahmah“ ini yang Pak Darno sampaikan saat beliau akan memulai pengajian dengan materi kesehatan reproduksi.
Beliau tidak lelah menyampaikan materi kesehatan reproduksi seperti pentingnya tes IVA dan papsmear bagi perempuan, Keluarga Berencana dan ASI ditinjau dari pandangan agama. Dengan keyakinan bahwa perempuan atau isteri yang sehat akan membawa keluarga yang sehat pula maka Pak Darno mensosialisasikan kesehatan reproduksi di banyak kelompok pengajian.
Pak Darno tidak berhenti di situ, selain mengisi pengajian dengan materi kesehatan reproduksi Ia juga ikut aktif dalam kegiatan MAMPU-‘Aisyiyah mendampingi para kader dan motivator dalam kegiatan advokasi ke pemerintah desa. Beliau juga turut membantu tim MAMPU-‘Aisyiyah untuk mengkomunikasikan Program MAMPU ke sesama tokoh agama lain agar para tokoh agama yang lain juga turut menyuarakan pentingnya menjaga kesehatan.
Harapan Pak Darno, kegiatan sosialisasi melalui pengajian yang dilakukannya dapat mengubah pola pikir masyarakat. “Saya harap pola pikir yang primitif menjadi berfikir maju dan sadar betapa pentingnya kesehatan reproduksi perempuan” ujar Pak Darno. Ditambahkan oleh beliau “Jika ibu sehat keluarga pun sehat, dalam jiwa yang sehat terbina keluarga yang sehat sehingga dapat mewujudkan keluarga yang SAMAWA.”
Penyempurnaan dari cerita Most Significant Change (MSC) yang ditulis oleh Yuli Widi Indriyani