Foto
PhotoVoice: Jagung adalah Makanan Pokok Kami
7 Juni 2016Penulis: admin
“Di desa kami, makanan pokok adalah jagung. Namun tidak mencukupi kebutuhan seharian hidup kami. Terpaksa kami menjadi buruh migran di perantauan untuk menambah kebutuhan ekonomi kami.”
Fotografer:
Theresia Tuto mengaku senang dan bangga bisa menggunakan kamera. Mama Theresia tidak pernah merantau sebagai buruh migran, tapi dia dipilih menjadi anggota kelompok usaha buruh migran Sonata di Desa Dulitukan, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT. Bersama anggota lain, ia membuat dan menjual keripik jagung. Mama Theresia juga aktif dalam kegiatan-kegiatan di gerejanya seperti mendata anak-anak yang akan dibaptis, retret dan rekoleksi.
PhotoVoice: Suara Perempuan dalam Foto
Foto ini adalah satu dari 48 foto hasil jepretan 21 ibu-ibu mantan buruh migran, anggota keluarga buruh migran dan pemerhati buruh migran yang tinggal di enam desa di NTB dan NTT. Cerita foto dan profil fotografer dapat dibaca dalam foto yang ditampilkan.
Melalui foto, mereka menyuarakan keprihatinan, kebutuhan dan menceritakan keberhasilan sebagai buruh migran. Mereka juga menggunakan foto-foto ini untuk merekam perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka, kehidupan masyarakat di sekitar mereka serta menyampaikan tantangan-tantangan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Foto-foto mereka pernah dipamerkan dalam dua acara nasional yaitu Konferensi Nasional Perempuan Inspirasi Perubahan (Mei 2015, di Jakarta) dan Jambore Buruh Migran (November 2015, di Jember). Cerita tentang mereka ditulis oleh wartawan Kompas, Meidiana, dan dipublikasikan dalam Kompas Minggu (edisi cetak), tanggal 13 Desember 2015.
MAMPU bekerjasama dengan Migrant CARE, dan mitra lokal PPK (Perkumpulan Panca Karsa) di Lombok dan Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS) di Lembata, melakukan pelatihan kepada ibu-ibu ini pada bulan Maret 2015 dan dilanjutkan bulan Desember 2015. Pelatihan diberikan oleh PhotoVoice, konsultan dari London, Inggris.