Kegiatan

 

Penyintas KDRT Saling Menguatkan di Pertemuan Rutin Komunitas LRC-KJHAM

30 Desember 2016
Penulis: admin

Siang yang menyengat di Bandarharjo, Semarang tak menghalagi semangat ibu-ibu untuk hadir di acara pertemuan rutin komunitas yang dibina LRC-KJHAM (Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia), salah satu mitra Program MAMPU, bernama kelompok Harapan Kita.

Ngatini adalah pemilik rumah yang menjadi tempat pertemuan kelompok ini. Rumahnya terlihat ramai dengan para sukarelawan yang mempersiapkan acara diskusi. Acara pun dibuka oleh LRC-KJHAM, dua puluh lima orang perempuan yang hadir dipersilakan untuk menceritakan pengalaman masing-masing anggota bersosialisasi tentang hak asasi manusia, terutama hak perempuan. Ini adalah upaya menghapus kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga.

Emilia Suci Suborini yang biasa dipanggil Suborini, mengawali sesi berbagi pengalamannya saat mengadvokasi tetangganya yang merupakan korban kekerasan dalam rumah tangga. Pada awalnya, Suborini mengalami banyak penolakan dan dipandang sebelah mata. Namun, dengan pendekatan Suborini yang baik, Ia berhasil meluluhkan suami dan keluarga korban untuk terbuka.

“Hambatan saat mendampingi korban pastinya banyak, apalagi saya bukan seorang pejabat atau tokoh masyarakat. Kalau mau diterima, sebaiknya kita lakukan pendekatan dengan guyon, berbicara halus tapi tegas dan lakukan dialog dengan kejujuran,” Suborini menjelaskan.

Ngatini sebagai perempuan yang mempunyai pengalaman pahit di masa lalu karena mengalami kekerasan dalam rumah tangga, ikut berbagi pengalaman. Ia menggunakan pertemuan rutin kelompok Harapan Indah sebagai tempat untuk menguatkan dirinya.

“Saya tak ingin berlarut-larut dalam keterpurukan, dalam kondisi tertekan saya berusaha bangkit dan melakukan pengaduan ke kelompok. Setelah mendapatkan penguatan, saya berkomunikasi dengan suami menanyakan langkah terbaik untuk kehidupan rumah tangga selanjutnya. Suami saya akhirnya paham dan ada perubahan, bahkan sekarang kami dapat berbagi peran dalam tugas rumah tangga,” kata Ngatini.

Pujiwati pun berbagi kisahnya, setelah memperoleh penguatan dari kelompok dan pendampingan kasusnya oleh LRC-KJHAM, Ia berusaha bangkit, aktif di kelompok dan ikut mendampingi korban lain.

“Melalui kelompok ini, saya menguatkan diri saya. Sekarang saya membantu mendampingi korban lain, agar mereka kuat,” ungkap Pujiwati.

Menurut Dian Puspitasari dari LRC-KJHAM adanya pertemuan rutin antar kelompok yang didukung Program MAMPU ini sangat bermanfaat karena masing-masing anggota kelompok dapat berbagi pengalaman dalam penguatan diri dan pendampingan kepada korban lain. Kegiatan ini pun menjadi ajang aktualisasi diri yang positif bagi para perempuan penyintas kekerasan.