Kegiatan

 

Perdes, Upaya ‘Aisyiyah menekan Angka Pernikahan Anak Kabupaten Mamuju

26 Juli 2019
Penulis: Amron Hamdi

Tingginya angka perkawinan anak di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, menjadi perhatian ‘Aisyiyah, mitra MAMPU untuk area tematik Peningkatan Kesehatan dan Gizi Perempuan. Mamuju menjadi penyumbang kedua terbesar angka perkawinan anak di Sulawesi Barat. Hal tersebut disampaikan oleh Halimah, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kab. Mamuju.

Salah satu upaya yang berhasil dilakukan ‘Aisyiyah dalam program MAMPU adalah mendorong terbitnya Peraturan Desa (Perdes) Pencegahan Perkawinan Anak di Desa Pati’di pada 24 April 2019. “Kurang lebih dua tahun ‘Aisyiyah mendampingi pemerintah Desa Pati’di hingga diterbitkannya Perdes. Ini adalah kerja kolektif, sinergi kita bersama untuk anak-anak dan perempuan Mamuju,” ujar Halimah.

Maraknya perkawinan anak yang tidak tercatat, serta kematian ibu yang melahirkan di usia remaja menjadi penguat pentingnya perdes ini. Secara khusus Perdes ini menekankan pencegahan perkawinan anak melalui pencegahan manipulasi usia anak dalam proses administrasi pernikahan, edukasi dan pemberdayaan anak dan keluarga melalui kampanye, pendidikan tentang hak dan kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR), serta konseling dan penguatan hukum dalam upaya pencegahan.

Acara penandatanganan Perdes Pencegahan Pernikahan Anak di Desa Pati’di dihadiri oleh seluruh unsur masyarakat desa, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak, dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat. Rusli, Kepala Desa Pati’di, sangat bersyukur atas terbitnya perdes sebagai wujud kesadaran bersama untuk menekan angka pernikahan anak.

“Tidak cukup berhenti hanya dengan terbitnya Perdes, tetapi harus ada gerakan bersama untuk menekan angka perkawinan anak yang melibatkan unsur masyarakat yang ada di desa serta aktif mensosialisasikannya di berbagai kegiatan masyarakat,” kata Rusli.
Selain Perdes Pencegahan Perkawinan Anak ini, tim MAMPU-‘Aisyiyah Kab. Mamuju juga mendorong terbitnya kebijakan lain terkait dengan kebutuhan perempuan dan anak, yaitu perdes tentang gizi dan kesehatan reproduksi di Desa Tadui serta perdes pencegahan pernikahan anak di Desa Sumare.

“Semua ini dilakukan agar isu-isu kesehatan dan persoalan yang dialami oleh perempuan dan anak di Mamuju dapat menjadi perhatian, sehingga masuk dalam perencanaan pembangunan serta dapat meningkatkan kualitas kehidupan perempuan dan anak,” tambah Halimah.