Cerita

Pengalaman Kader PEKKA Batang Berlatih Organisasi Hingga Memperluas Wilayah Binaan di Jawa Tengah

30 Januari 2016
Penulis: admin

Saya Temu, ibu rumah tangga tengah baya pekerja serabutan di Desa Tegalsari, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Sejak suami saya meninggal karena kanker prostat tahun 2002, saya kesulitan menghidupi kedua anak perempuan saya. Sejak itu saya melakukan pekerjaan apa pun asalkan halal untuk bertahan hidup.

Awalnya saya hanya fokus mencari nafkah, tidak pernah mengikuti pertemuan di desa. Saya malu hadir di pertemuan desa karena tidak memiliki pengalaman berorganisasi. Terlebih lagi, saya takut tidak bisa membagi waktu karena harus mencari nafkah.

Tapi semua ini berubah. Pada tahun 2003, Dhesi, seorang fasilitator lapangan Yayasan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) datang ke rumah saya dan menawarkan untuk bergabung dalam berbagai kegiatan PEKKA. Ia percaya PEKKA dapat membantu saya meningkatkan kapabilitas diri dan bahkan membuka peluang untuk mencari nafkah.

Sejak bergabung dengan PEKKA, saya jadi aktif mengikuti bebagai kegiatan bermanfaat. Salah satunya adalah pelatihan berorganisasi. Setelah mengikuti pelatihan tersebut, saya ditunjuk menjadi bendahara kelompok Mawar di Desa Tegalsari, Kecamatan Kademan, Kabupaten Batang.

Bahkan, saat ini saya juga ditugaskan sebagai kader Serikat PEKKA Batang di bidang hukum. Saya rutin mengikuti pelatihan tentang hukum baik di tingkat kabupaten hingga tingkat nasional. Saya diberikan kesempatan untuk membantu pengacara dalam beberapa kasus ringan. Kini, saya juga menjadi tempat bercerita teman – teman tentang masalah mereka, mulai dari penyelesaian dokumen identitas hingga kasus pelecehan seksual.

Selain itu, saya dengan beberapa anggota PEKKA, Sumiati, Taminah dan Kurniati juga terlibat dalam program untuk memperluas wilayah dampingan PEKKA di Kabupaten Baru dan Kabupaten Kendal sejak bulan Februari 2016. Kini, PEKKA sudah memiliki 10 kelompok dampingan dari 6 desa di Kecamatan Weleri dan Kabupaten Kendal.

Perjalanan kami dalam memperluas wilayah binaan PEKKA tidaklah selalu mudah. Banyak masyarakat desa yang belum mempercayai niat baik kami dalam mengadakan kegiatan sosial di daerah mereka. Dalam kunjungan di setiap wilayah, kami juga mengalami tantangan lainnya seperti hidup berpindah-pindah dari balai desa hingga rumah warga. Terkadang, kami terbayang raut muka keluarga kami yang menanti di rumah. Rupanya begini rasanya ketika bertugas jauh dari keluarga.

Kami tidak putus asa dalam menghadapai tantangan-tantangan tersebut. Kami tetap bersemangat untuk memberikan pemahaman bahwa kegiatan yang kami lakukan ini untuk kebaikan masyarakat.

Setelah mendapatkan kepercayaan dari para warga di setiap wilayah dampingan, saya dan beberapa anggota PEKKA segera bekerja sama dengan organisasi di tingkat desa untuk mengadakan berbagai kegiatan sosial. Kami membekali para warga dengan pengetahuan menjahit dan membuat kue. Berkat pengetahuan yang mereka dapatkan, kini mereka dapat mencari uang tambahan untuk membantu keluarga dan menyekolahkan anak mereka.

Saya dan para anggota PEKKA pun juga merasakan manfaat bergabung dengan PEKKA. Kami juga belajar untuk tidak pantang menyerah dan tetap semangat dalam  memperluas wilayah dampingan PEKKA dan membagikan ilmu yang kami punya pada warga di Kabupaten Batang. Berpartisipasi dalam berbagai pertemuan ini membuat saya semakin handal untuk berbicara. Kawan saya pun bertambah banyak karena aktivitas yang sering saya lakukan di daerah dampingan. Saya berharap, PEKKA akan tetap berkomitmen untuk membantu para perempuan kepala keluarga.

Maju terus PEKKA!

Ditulis oleh: Temu (Pengurus Serikat PEKKA Batang)