Foto
Hitam – Putih Kehidupan
15 September 2016Penulis: admin
“Semua buruh migran memiliki harapan untuk sebuah kebahagiaan. Mereka membulatkan tekad dan pikirannya untuk berada di bawah perintah majikan, walaupun penganiayaan, pelecehan seksual, dan berbagai macam tekanan diterimanya. Sebenarnya mereka bisa lari dari masalah tersebut, tetapi mereka tetap bertahan dengan keadaannya, demi keluarga yang dicintai. Ibarat matahari yang tetap bersinar walau tertutup awan hitam.”
Fotografer:
Aswari (21 tahun) mengikuti pelatihan Photo Voice karena memiliki keinginan untuk mengambil foto di masyarakat. Pengambilan foto-foto buruh migran membuat Wari ingin lebih mendalami kondisi dan masalah mereka yang ada di desanya.
PhotoVoice: Suara Perempuan dalam Foto
Foto ini adalah satu dari 48 foto hasil jepretan 21 ibu-ibu mantan buruh migran, anggota keluarga buruh migran dan pemerhati buruh migran yang tinggal di enam desa di NTB dan NTT. Cerita foto dan profil fotografer dapat dibaca dalam foto yang ditampilkan.
Melalui foto, mereka menyuarakan keprihatinan, kebutuhan dan menceritakan keberhasilan sebagai buruh migran. Mereka juga menggunakan foto-foto ini untuk merekam perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka, kehidupan masyarakat di sekitar mereka serta menyampaikan tantangan-tantangan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Foto-foto mereka pernah dipamerkan dalam dua acara nasional yaitu Konferensi Nasional Perempuan Inspirasi Perubahan (Mei 2015, di Jakarta) dan Jambore Buruh Migran (November 2015, di Jember). Cerita tentang mereka ditulis oleh wartawan Kompas, Meidiana, dan dipublikasikan dalam Kompas Minggu (edisi cetak), tanggal 13 Desember 2015.
MAMPU bekerjasama dengan Migrant CARE, dan mitra lokal PPK (Perkumpulan Panca Karsa) di Lombok dan Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS) di Lembata, melakukan pelatihan kepada ibu-ibu ini pada bulan Maret 2015 dan dilanjutkan bulan Desember 2015. Pelatihan diberikan oleh PhotoVoice, konsultan dari London, Inggris.