Cerita
Kepala Desa di Lombok Tengah Lindungi Buruh Migran Lewat Program DESBUMI
8 Mei 2018Penulis: admin
Lalu Harun adalah Kepala Desa Darek, Kecamatan Praya Lombok Tengah, Periode 2012-2018. Beliau adalah kepala desa yang paling peduli terhadap kondisi buruh migran di wilayahnya.
“Menurut saya, sebagian besar penduduk Lombok banyak yang terpaksa menjadi buruh migran karena desakan ekonomi dan lapangan pekerjaan yang kurang.”Ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, Lalu Harun berpendapat bahwa dengan memberlakukan “Zero Buruh Migran” seperti yang pernah didengungkan pemerintah pusat malah akan membuat potensi trafficking semakin tinggi.
“Kalau kebijakan tersebut dilaksanakan, makin memungkinkan mereka (buruh migran) pergi ke negara tujuan melalui jalur-jalur ilegal dan melalui jalan tikus lebih banyak lagi.” Ungkap Harun.
Salah satu dukungan Kepala Desa Darek, Lalu Harun terhadap persoalan Buruh Migran, adalah memberi ruang pembentukan Desa Buruh Migran (DESBUMI) yang berfungsi sebagai pusat informasi, pendataan dan pengaduan Buruh Migran. DESBUMI adalah program yang diusung oleh Migrant CARE didukung oleh Program MAMPU. Agar keberadaan DESBUMI ini legal maka dibuat Peraturan Desa (PERDES) yang akan menjadi cikal bakal terbentuknya Peraturan Daerah (PERDA) terhadap perlindungan buruh migran.
“Dengan adanya program DESBUMI, buruh migran menjadi punya wadah yang tepat untuk mengadu atau mengakses informasi yang benar. Permasalahan mereka dapat dikurangi.” Kata Harun.
Harun memberikan fasilitas ruangan khusus untuk kegiatan DESBUMI, agar warga yang membutuhkan merasa leluasa dan akivitas ini berjalan lancar. Selain ruangan, pemerintah desa juga mengalokasikan anggaran untuk mendukung kegiatan di dalamnya. Untuk kegiatan ini, diperbantukan seorang staf desa.
Harun juga memberikan dukungan atas kelompok mantan buruh migran dan keluarganya yang tergabung dalam Kelompok Latanza, binaan Persatuan Panca Karsa, mitra kerja Migrant CARE. Didukung oleh program MAMPU, kelompok ini mempunyai berbagai kegiatan rutin seperti diskusi kelompok, arisan, Koperasi Simpan Pinjam dan membuat kerajinan tangan.
Melihat Program MAMPU berjalan dengan baik melalui Kelompok Latanza, Kepala Desa Lalu Harun, semakin semangat mendukung kiprah para mantan buruh migran yang beraktualisasi dan berkarya dalam kegiatan rutin kelompok tersebut.
“Saya merasa sangat terbantu dalam mendampingi persoalan para buruh migran aktif dan mantan buruh migran yang ada di wilayah saya.” Ucap Harun.
Harun pun mempunyai visi ke depan, agar warganya untuk berkarya di Indonesia saja tanpa harus pulang pergi ke luar negeri lagi. Hadirnya Program MAMPU, membuat Harun punya rencana memperluas program terhadap kelompok. Ia ingin warganya bisa memanfaatkan potensi pertanian, pariwisata dan memperluas strategi pemasarannya.
“Saya menyadari, Lombok punya banyak potensi tetapi kurang pengolahan dan promosinya. Misalnya saja, di sini ada pembuatan Wayang, Topeng dan Kain Tenun Lombok. Selain itu, mengolah makanan khas Lombok seperti Dodol Rumput laut pun perlu digencarkan, biar bisa setenar Dodol Garut.” Ujar Harun.