Cerita
Ketua RT di Pulau Satando, Sulawesi Selatan Beri Teladan Kesetaraan Perempuan dalam Keluarga
31 Januari 2015Penulis: admin
“Dulu mau keluar rumah pun biasanya dibatasi oleh suami,” ujar Ibu Diana, istri Pak Ali Baba. Ibu Diana adalah salah satu anggota Sekolah Perempuan binaan KAPAL Perempuan dan Program MAMPU di Sulawesi Selatan. “Biasanya ketika berkumpul di Sekolah Perempuan, kita belajar banyak hal, mulai dari masalah alat reproduksi, pengobatan dan kesehatan gratis, perbedaan gender, program sosial pemerintah, dan lain-lain. Saya ceritakan ke suami saya.”
“Dulu biasanya kalau Bapak sudah pulang melaut, dia tidur saja. Tidak pikirkan saya yang sedang jemur ikan,” canda Ibu Diana. “Tapi sekarang sudah berubah, sudah bisa kerja sama. Kalau saya sedang pergi pelatihan dengan KAPAL Perempuan, Bapak yang urus anak-anak dan masak. Anak kami ada dua, satu lelaki, satu perempuan.”
Sehari-hari, sang suami Pak Ali Baba memang berprofesi sebagai nelayan, namun ia juga menjabat sebagai Ketua RT Pulau Satando. Pemahaman yang telah ia dapatkan mengenai kesetaraan gender juga ia terapkan dalam kebijakan pemerintahannya. “Dulu dalam rapat, perempuan tidak ikut. Yang dipentingkan lelaki saja, perempuan di belakang. Sekarang sudah tidak lagi.” ujar Pak Ali.
Sebagai Ketua RT untuk sekitar 300 orang penduduk, Pak Ali Baba berusaha memberi contoh bagi lelaki-lelaki di pulaunya lewat apa yang ia lakukan dalam keluarga sehari-hari. Masih banyak lelaki yang ‘gengsi’ jika mengambil air, menyapu, mencuci piring, dan membantu-bantu di rumah. Pak Ali Baba berusaha menepiskan anggapan ini dengan melakukan semua itu. Ia juga selalu berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihan ibu-ibu yang diadakan di rumahnya. Biasanya, tiga kali seminggu, ibu-ibu di pulau menggelar pertemuan dan kumpul-kumpul.
“Sekarang sudah tidak ada ibu-ibu yang dilarang-larang pergi atau berkumpul oleh suaminya. Semua sudah boleh, dan sudah diperingatkan—karena Pak RT juga kan jadi contoh,” ujar Ibu Diana senang.