Kegiatan
Aksi Kolektif Mitra MAMPU Dukung Penggiatan HKSR & Pencegahan Perkawinan Anak di Kalangan Anak Muda Lewat Youth Health Awards 2019
18 Februari 2020Penulis: Amron Hamdi
Sepanjang November – Desember lalu, Program MAMPU memberikan dukungan kepada Mitra MAMPU terpilih di 3 provinsi yang fokus pada isu kesehatan dan gizi remaja, khususnya remaja perempuan. Setelah melalui proses seleksi yang menyeluruh, 3 proyek terapan terbaik di Aceh, Yogyakarta, dan Jawa Timur terpilih untuk memperoleh dukungan dana dan teknis.
Aceh Educamp 2019, yang digagas oleh Bayu Satria dari Forum Anak Kota Sabang, didampingi Flower Aceh, submitra Program MAMPU dampingan PERMAMPU, melibatkan 20 remaja usia 15 – 22 tahun dari 9 kabupaten/kota di Aceh. Rangkaian kegiatan diselenggarakan selama 3 hari di Kota Sabang dimana peserta mengikuti beragam sesi menarik dan menyenangkan seputar kesetaraan gender, menghadapi dan menghargai perbedaan, membuat konten bermuatan positif dan edukatif di media sosial, dan tentunya, berbicara mengenai hal-hal yang dianggap tabu seputar HKSR dan kaitannya dengan stunting.
Dalam salah satu sesi permainan dan pemaparan bersama Suraiya Kamaruzzaman, pendiri Flower Aceh dan aktivis perempuan, mengatakan para peserta belajar berbicara untuk memberikan pengaruh. “Saya mengajak peserta untuk membangun strategi advokasi HKSR melalui persuasive speaking. Suara anak muda wajib didengar.” Di akhir acara, peserta berbagi peran dalam menyampaikan aspirasi yang sudah mereka siapkan selama pembekalan 2 hari sebelumnya melalui dialog bersama Kepala Desa, serta perwakilan dari Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong.
Di Yogyakarta, Rumah Sehati yang didampingi oleh Mitra MAMPU ‘Aisyiyah bekerja sama dengan Ikatan Pelajar Muhammadiyah menyediakan layanan kesehatan seksual dan reproduksi melalui kegiatan roadshow ke salah satu sekolah menengah atas. Ahimsa Wardah, Koordinator Rumah Sehati menyatakan, “Meskipun Yogyakarta memiliki julukan kota pelajar, akan tetapi masih banyak remaja yang belum berani mengakses layanan kesehatan reproduksi. Tingginya angka Kehamilan Tak Diinginkan (KTD) dari tahun ke tahun membuktikan bahwa remaja masih membutuhkan layanan yang lebih dekat dan informasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Oleh karena itu di sinilah pentingnya menghadirkan layanan kesehatan reproduksi yang bebas stigma bagi remaja.”
Kegiatan yang berlangsung di SMK Muhammadiyah 4 Yogyakarta ini diikuti oleh sekitar 300 pelajar perempuan dan laki-laki. Rangkaian kegiatan terdiri dari talkshow “Dari Tabu Menjadi Tahu”, pemeriksaan sel darah (HB), pengukuran Indeks Massa Tubuh, konseling kesehatan reproduksi dan psikologi, pemberian makanan tambahan, nonton bareng film “Masa Sih?”, serta beragam games edukatif. Pada puncak acara, pihak penyelenggara memberikan penghargaan kepada SMK 4 Muhammadiyah sebagai Sekolah Sadar Kespro, atas dukungan dan partisipasi aktifnya dalam memberikan akses pendidikan dan layanan kesehatan reproduksi kepada murid.
Sementara itu di Ponorogo, Jawa Timur, Laskar Remaja Ponorogo, yang merupakan dampingan Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP), fokus pada upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Berlangsung selama 2 minggu, proyek terapan bertema “Bersama Menginspirasi”, terdiri dari 3 kegiatan utama: Seminar Hak Kesehatan Reproduksi yang dilaksanakan secara serentak di 3 Sekolah (SMPN 2 Ngrayun, SMPN 2 Sooko, SMPN 1 Pudak) 2 November 2019 lalu, Kompetisi Film Pendek dengan tema: “Remaja Melek Kesehatan Seksual dan Reproduksi”, dan Dialog Inspiratif: “Membangkitkan Semangat Pemuda Ponorogo dalam Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan, Anak Perempuan dan Perwakilan Anak”.
Acara puncak Dialog Inspiratif (23/11) dihadiri oleh lebih kurang 80 peserta, dan dibuka oleh Kepala Bidang PPPA Kab. Ponorogo dengan pemateri yang berasal dari Paguyuban Anak Ponorogo, Forum for Indonesia Chapter Ponorogo, dan Duta Genre Kab. Ponorogo 2019. “Kegiatan ini bertujuan berbagi pemahaman tidak hanya kepada remaja, tetapi juga kepada orang tua dan guru mengenai pentingnya menjalin komunikasi yang baik dengan anak. Terutama terkait kesehatan seksual reproduksi yang komprehensif,” pungkas Rhoudatul Esa, ketua pelaksana kegiatan