Kegiatan
Migrasi Buruh Tani
3 November 2016Penulis: admin
“Keadaan masyarakat di desa Darek mayoritas penduduknya bekerja sebagai buruh tani. Dengan keadaan tanah yang mengandalkan air hujan menyebabkan proses panen padi hanya terjadi dua kali dalam setahun. Hal ini menyebabkan perekonomian masyarakat sangat rendah, sehingga mereka susah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Kondisi tersebut mendorong banyak masyarakat bekerja sebagai buruh migran, dengan harapan untuk bisa memperbaiki hidup menjadi lebih baik lagi.”
Fotografer:
Sumayatus Sahidah, sering dipanggil Sum, ialah seorang guru honorer di salah satu SMA di Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah. Dimulai dari keterlibatannya dalam         pendataan buruh migran di Desa Darek, Sum semakin memahami kondisi buruh migran dan       terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Desbumi. Saat ini, Sum menjadi salah satu kader Desbumi di Desa Darek, Kecamatan Praya Barat Daya.
PhotoVoice: Suara Perempuan dalam Foto
Foto ini adalah satu dari 48 foto hasil jepretan 21 ibu-ibu mantan buruh migran, anggota keluarga buruh migran dan pemerhati buruh migran yang tinggal di enam desa di NTB dan NTT. Cerita foto dan profil fotografer dapat dibaca dalam foto yang ditampilkan.
Melalui foto, mereka menyuarakan keprihatinan, kebutuhan dan menceritakan keberhasilan sebagai buruh migran. Mereka juga menggunakan foto-foto ini untuk merekam perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka, kehidupan masyarakat di sekitar mereka serta menyampaikan tantangan-tantangan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Foto-foto mereka pernah dipamerkan dalam dua acara nasional yaitu Konferensi Nasional Perempuan Inspirasi Perubahan (Mei 2015, di Jakarta) dan Jambore Buruh Migran (November 2015, di Jember). Cerita tentang mereka ditulis oleh wartawan Kompas, Meidiana, dan dipublikasikan dalam Kompas Minggu (edisi cetak), tanggal 13 Desember 2015.