Kegiatan
TURC Menyelenggarakan Women Home Workers Festival 2017
26 Desember 2017Penulis: admin
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), angkatan kerja bagi pekerja rumahan atau pekerja informal per-Februari 2017 adalah 131,55 juta orang. Dari angka tersebut tercatat laki-laki yang berada di sektor ekonomi informal sebesar 54,94%, sedangkan perempuan yang bekerja di sektor ekonomi formal sebesar 36,52% dan di sektor ekonomi informal sebesar 63,48%. Data dari BPS di atas menunjukkan bahwa tenaga kerja sektor informal didominasi oleh perempuan. Hal ini disebabkan oleh fleksibilitas jam kerja yang menjadi pesona dari sektor informal ini memungkinkan perempuan untuk dapat bekerja menghasilkan upah, namun masih tetap bisa menjalankan peran dan fungsi kulturalnya sebagai ibu rumah tangga. Sayangnya, perempuan pekerja rumahan masih mengalami berbagai persoalan seperti upah pekerjaan yang tidak sesuai dan jaminan perlindungan yang masih minim yang kesemuanya menambah daftar kerentanan perempuan dalam aspek ketenagakerjaan.
Bergerak dari keprihatinan di atas dan sebagai bagian dari program Tematik Area 2 yang berfokus pada peningkatkan kondisi pekerjaan dan penghapusan diskriminasi di tempat kerja, serta meningkatkan akses layanan pekerja rumahan terhadap kondisi kerja layak, MAMPU bekerjasama dengan Trade Union Rights Centre (TURC) sebagai pusat studi dan advokasi isu perburuhan menyelenggarkan Women Home Workers Festival 2017 yang dilangsungkan selama dua hari dari tanggal 22-23 Desember 2017 di Jakarta Creative Hub, Jakarta Pusat.
Women Home Workers Festival 2017 ini adalah wujud kampanye kreatif untuk menyuarakan isu-isu tentang perempuan-perempuan pekerja sektor informal untuk mengenal lebih dekat mengenai isu-isu perempuan pekerja rumahan serta meningkatkan kesadaran akan fenomena informalisasi pekerjaan dan implikasinya pada perempuan pekerja rumahan. Kegiatan ini melibatkan publik, instansi pemerintah terkait, media dan organisasi-organisasi masyarakat sipil seperti Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), Jurnal Perempuan, MWPRI, BITRA dan SINDIKASI, PEKKA, Jaringan Buruh Migran, KIARA. serta serikat pekerja/ serikat buruh. Pada penyelenggaraan tahun ini, organisasi-organisasi peserta memamerkan berbagai produk hasil kerja perempuan pekerja rumahan seperti, bantal, hasil anyaman, kotak pembungkus dan lain-lain. Selain itu festival ini juga menyelenggarakan beberapa diskusi panel yang membahas berbagai topik seperti: tren infromalisasi pekerjaan dan home based worker oleh Ratna Saptari sebagai Penulis Buku Perempuan dan Perubahan Sosial; pemutaran film tentang perempuan pekerja rumahan serta booth informasi berbagi lowongan pekerjaan rumahan.
Salah satu daya tarik dari festival tahun ini adalah ditampilkannya bantal-bantal dan selimut sebagai media instalasi dengan berbagai gambar dan tulisan/cerita menarik seperti: ’Kerja Layak’, ‘Home Worker Festival’, ‘Perempuan Pekerja Rumahan’, dan lain-lain. Ide medium bantal dan selimut ini merupakan hasil kolaborasi antara TURC dan mahasiswa lintas jurusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Bantal dan selimut ini merepresentasikan kondisi para perempuan pekerja rumahan saat ini yang kurang mendapatkan waktu untuk beristirahat.
Evania Putri, Ketua Pelaksana Women Home Workers Festival mengatakan, “Women Home Workers Festival ini dapat menjadi jembatan dan ruang diskusi bersama untuk menemukan solusi perbaikan kondisi kerja bagi para pekerja sektor informal, serta menjadi wujud nyata dalam mendorong perlindungan hukum bagi pekerjaan berbasis rumahan yang banyak didominasi oleh pekerja perempuan.”