‘Aisyiyah Ngawi Daftarkan 156 Pasangan Usia Subur dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional

Perempuan sebagai tonggak pembentukan keluarga sehat, sejahtera dan membentuk generasi penerus menjadi fokus utama dalam pemeliharaan kesehatannya. Oleh sebab itu, perempuan harus memperoleh jaminan kesehatan tanpa batas karena perempuan mempunyai tugas multi-tasking baik di rumah maupun di luar rumah. Jika perempuan sehat, semua tugas dapat dilaksanakan dengan baik.

Perempuan miskin yang tak mampu memperoleh jaminan kesehatan yang layak, sebenarnya bisa dijamin dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan pemerintah. Jika masyarakat sudah memahami prosedur dan manfaatnya, ini sangat membantu mereka. Baik yang berbayar atau yang dibayarkan oleh pemerintah melalui JKN Penerima Bantuan Iuran (PBI).

Hj. Sutjiatim Mpd, Ketua Pengurus Daerah ‘Aisyiyah Ngawi, mengatakan, “Aisyiyah sudah berhasil membantu mendaftarkan 156 Pasangan Usia Subur untuk program JKN PBI di dua kecamatan, yakni Kecamatan Kedunggalar yang terdiri dari Desa Gemarang dan Desa Kawu, serta Kecamatan Sine Desa Kauman di Ngawi.”

Sebelum advokasi untuk mendaftarkan JKN PBI bagi 156 Pasangan Usia Subur tersebut, ‘Aisyiyah terlebih dahulu mensosialisasikan program ini kepada seluruh masyarakat di sekitarnya, khususnya melalui forum Balai Sakinah Aisyiyah yang didukung oleh Program MAMPU. Pemahaman pentingnya memiliki Jaminan Kesehatan selalu disinggung dalam setiap pertemuan, memberi informasi cara pendaftaran dari mulai persiapan dokumen, wawancara dan cara membayarnya jika mendaftar JKN non-PBI.

Maka dari itu, agar masyarakat Ngawi dapat mengimplementasikan kesadaran dirinya untuk mendaftarkan JKN, ‘Aisyiyah selalu memperkuat kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak yang berkepentingan, baik dari lingkup pemerintahan maupun organisasi kemasyarakatan, sehingga prosesnya berjalan lancar tanpa prosedur yang sulit.

Keberhasilan memasukkan 156 Pasangan Usia Subur menjadi peserta JKN PBI, menurut Sutjiatim, tak lepas dari kerja keras para kader dalam mendampingi, mulai dari persiapan dokumen yang diperlukan, pengajuan ke Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Rumah Sakit. Serta mendampingi saat harus wawancara di Kantor BPJS Ngawi. 

Proses tidak mengalami hambatan sebab ‘Aisyiyah sudah bermitra dengan Dinas Kesehatan. 

“Mengingat banyaknya tantangan dan hambatan dalam memberi pengertian dan membuka kesadaran masyarakat tentang pentingnya kepesertaan BPJS, pendampingan itu sangat penting dilakukan. Mengubah pola pikir masyarakat itu harus bertahap,” kata Sutjiatim.