Stories

Reni: Ajakan Tes IVA dari Gerobak Sayur

8 May 2018
Penulis: admin

Pentingnya menjaga kesehatan reproduksi adalah tema yang diusung oleh ‘Aisyiyah melalui program MAMPU. Dusun Nglencong, Desa Kauman Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur adalah salah satu daerah yang dirangkul program ini.

Berawal dari mengumpulkan 90 Pasangan Usia Subur (PUS) khususnya yang miskin dan termiskinkan, ditambah 10 Kader dan 3 Motivator, mereka dibina untuk memperoleh pengetahuan sekaligus implementasi langsung terhadap lima program Kesehatan Reproduksi yang terdiri dari Asi Eksklusif, Alat Kontrasepsi, Pemeriksaan IVA dan Papsmear, Kanker Payudara, Cara mengakses Jaminan Kesehatan Nasional.

Dari 90 PUS tersebut dibagi menjadi 5 Kelompok yang dijadikan Komunitas. Bernama Komunitas Masjid Jami’, Komunitas Masjid Al Musta’wi, Komunitas Baitul Abidin dan Komunitas Baiturrohman. Masing-masing didampingi oleh 2 orang kader dan 3 motivator. Dilaksanakan delapan kali pertemuan selama 4 bulan.

PUS diberikan asupan berupa wawasan dan penjelasan tentang manfaat Kesehatan Reproduksi melalui workshop oleh narasumber yang kompeten di bidangnya. Para kader pendamping PUS, sebelumnya dilatih dan diberi materi tentang kesehatan reproduksi serta keterampilan lainnya, seperti public speaking agar mereka bisa menyampaikan ilmu yang diperolehnya kepada anggota komunitas yang dibinanya.

Ada seorang PUS yang punya kontribusi sosialisasikan tes IVA dan Papsmear ke warga sekitarnya dengan sukarela, awalnya tak termasuk dari 90 target sasaran, bernama Wahdatul Aini, akrab dipanggil Reni oleh penduduk setempat. Perempuan usia 25 tahun dengan satu anak berusia 9 tahun ini, punya profesi sebagai pedagang sayur keliling dengan menggunakan sepeda motor.

Reni menceritakan bahwa dirinya ikut kegiatan penyuluhan Balai Sakinah ‘Aisyiyah (BSA) adalah keinginannya sendiri. Ia haus ilmu pengetahuan dan menganggap penting kesehatan reproduksi untuk dirinya.

Hasil pemeriksaan IVA dan Pap smear, Reni diketahui mengalami gangguan di rahimnya yang merupakan tanda adanya resiko kanker mulut Rahim. Ia pun segera diobati dan akhirnya sembuh.

“Saya merasa beruntung bisa diperiksakan, jadi tahu kalau ada penyakitnya, saya melakukan pengobatan ditangani dr.Rizal dengan biaya yang terjangkau.” Ujarnya.

Pengalamannya mengikuti kegiatan di Balai Sakinah ‘Aisyiyah bersama ‘Aisyiyah dan MAMPU, serta pemeriksaan IVA dan Papsmear yang dilakukannya, membuat Reni merasa berhutang pada perempuan-perempuan lain seperti dirina untuk membagi kembali ilmu yang didapatnya. Ia pun mulai membagikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi kepada setiap pelanggannya.

Sambil berjualan sayur keliling dengan motornya, Ia  mengajak semua ibu untuk menyadari pentingnya kesehatan organ reproduksi perempuan. Ia pun mendorong perempuan-perempuan pembeli sayurannya untuk melakukan pemeriksaan IVA dan papsmear di klinik terdekat. Dengan gaya bicara yang riang, penyampaian Reni sangat bisa diterima para ibu yang berbelanja.

Ada yang antusias dan langsung menanyakan di mana bisa melakukan tes IVA dan Papsmear. Ada juga yang menganggap remeh. Tapi, Reni tak menyerah. Ia terus mengajak para ibu yang berbelanja perlahan-lahan dengan memberi penjelasan masuk akal yang mudah dipahami. Dan hasilnya banyak sekali ibu-ibu yang tergerak untuk memeriksakan diri.

Dengan sendirinya, Reni menjadi andalan sebagian warga yang ingin memeriksakan IVA dan Pap smear. Walau bukan petugas kesehatan, Reni menjadi jembatan koordinasi warga dan pengurus ‘Aisyiyah untuk pelayanan kesehatan reproduksi ini. Suami Reni, sangat mendukung aksi sosialnya.

Penyempurnaan dari cerita Most Significant Change yang ditulis oleh Hajar NS (‘Aisyiyah)