Kegiatan

 

Berdaya dari Desa, Kader DESBUMI Dukung Tim Gugus Tugas COVID-19 di Indramayu

23 Juni 2020
Penulis: Amron Hamdi

Dampak pandemi COVID-19 tidak hanya dirasakan oleh pekerja di dalam negeri, namun juga para perantau seperti pekerja migran Indonesia (PMI). Kondisi negara penempatan yang menerapkan karantina wilayah menyebabkan sebagian mereka memilih atau justru terpaksa pulang ke wilayah asal. Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencatat, hingga 29 Maret 2020 sekitar 33.503 pekerja migran Indonesia tiba di tanah air. Selain kehilangan pendapatan, tidak jarang mereka juga mendapatkan stigma negatif di wilayah asal.

Namun di Desa Juntinyuat, Indramayu, hal tersebut tidak terjadi. “Sejak awal kita telah menghimbau masyarakat agar tenang dan tidak panik,” jelas Diyana, salah satu kader Desa Peduli Buruh Migran (DESBUMI) Desa Juntinyuat yang juga merupakan salah satu anggota aktif gugus tugas COVID-19 di wilayahnya. Bahkan hingga saat ini para PMI yang pulang dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Qatar, dan Australia tetap tenang dan patuh mengikuti aturan untuk tetap di rumah selama 14 hari.
“Bersama dengan pemerintah desa, kami membangun posko sebagai bentuk kepedulian desa dalam mencegah penyebaran virus. Posko ini dilengkapi dengan pencatatan kedatangan warga dari luar negeri dan luar daerah sehingga lebih terkontrol,” lanjut Diyana.

Dalam mencegah masuknya COVID-19 di desa tersebut, para anggota komunitas DESBUMI ikut terlibat secara aktif untuk melaporkan kedatangan warga dari luar daerah dan luar negeri kepada tim penanggulangan COVID-19. Tim kesehatan nantinya akan mendatangi dan mengecek kesehatan warga tersebut serta memantau lewat nomor kontak yang diberikan.

Selain pelaporan, anggota komunitas DESBUMI juga terlibat dalam pembuatan dan pembagian masker di wilayah desa bersama PKK dan tim penanganan COVID-19. Sebagai upaya menjaga kebersihan wilayah desa, Tim Satgas COVID-19 juga melakukan penyemprotan
seminggu sekali dan membagikan paket sabun cuci tangan untuk setiap mushola dan masjid yang terdiri dari meja, galon air, sabun, tisu, ember, dan poster arahan mencuci tangan.

DESBUMI merupakan model layanan pengawasan berbasis desa yang diinisiasi oleh mitra MAMPU yakni Migrant CARE yang bertujuan untuk membantu pekerja migran mengakses informasi tentang migrasi aman. Melalui DESBUMI, pekerja migran mendapatkan pendampingan terkait hak-hak pekerja, penanganan kasus, pelatihan keterampilan pasca-migrasi serta pengembangan sumber pendapatan alternatif.