Cerita

Pengalaman Anggota Balai Sakinah ‘Aisyiyah Dapatkan Informasi Kesehatan Reproduksi dan Ikut Tes IVA

27 Mei 2018
Penulis: admin

Saya bernama Riski Eka Kurnia Wati. Saya adalah seorang ibu rumah tangga yang setiap hari berjualan di warung kecil atau di kantin sekolah. Saya tinggal di Dusun Tekam, Desa Sejegi, Kecamatan Mempawah Timur, Pontianak, Kalimantan Barat. Saat ini saya berumur 23 tahun dengan 2 orang anak. Anak saya yang pertama berumur 5 tahun dan bersekolah di RA Bahrul Umul, sedangkan anak kedua berumur 7 bulan.

Semenjak saya mengikuti BSA (Balai Sakinah ‘Aisyiyah) yang didukung oleh program MAMPU, saya mengalami perubahan yang sangat baik dalam hidup. Sekarang saya sudah memiliki pengetahuan tentang cara merawat anggota tubuh, khususnya bagian reproduksi perempuan yang rawan terserang kanker.

Saya tidak merasa malu serta takut menyampaikan kepada keluarga atau teman, bahkan kepada orang tua murid di sekolah tempat saya membuka kantin, untuk menjaga kebersihan dan merawat anggota tubuh bagian reproduksi mereka.

Sudah sembilan bulan saya mengikuti kegiatan BSA. Pertama kali saya mengikuti kegiatan BSA ketika ditawari oleh ibu saya yang merupakan salah satu kader di Desa Sejegi. Ibu saya menjelaskan bahwa ‘Aisyiyah ini merupakan organisasi perempuan yang bertujuan untuk mensejahterakan kehidupan kaum perempuan. Melalui BSA ini, para perempuan bisa mendapatkan ilmu tentang kesehatan perempuan, terutama kesehatan reproduksi.

Alhamdulillah, keputusan saya untuk mengikuti kegiatan BSA bisa membawa dampak baik. Suami dan keluarga juga mendukung saya untuk selalu mengikuti kegiatan BSA. Informasi tentang kesehatan reproduksi perempuan yang sebelumnya tidak pernah saya tahu, bisa saya dapatkan di kegiatan BSA. Saya berusaha untuk terus hadir dalam kegiatan BSA agar saya benar-benar bias mengerti tentang penyakit kanker serviks dan payudara.

Saya dan semua anggota BSA juga mengikuti Tes IVA yang diadakan oleh ‘Aisyiyah secara gratis. Ternyata, tes IVA itu tidaklah sakit seperti anggapan saya dan orang lain pada awalnya. Setelah tes IVA, saya mengajak keluarga, teman dan pelanggan di warung saya untuk melakukan tes serupa. Saya tidak ingin perempuan-perempuan mengalami penyakit yang berbahaya yang dapat menyebabkan kematian tersebut.

Harapan saya ke depannya agar BSA dapat terus berlanjut, sehingga lebih banyak lagi perempuan yang dapat mengetahui tentang penyakit berbahaya yang bisa menyerang kesehatan reproduksi mereka.

Ditulis oleh: Riski Eka Kurnia Wati (Anggota BSA, Sejegi, Mempawah Timur, Pontianak, Kalimantan Barat)