Cerita

Kisah Mama Walde Menyuarakan Hak-Hak Perempuan di Desa Leosama, NTT

4 Mei 2016
Penulis: admin

Waldetrudis Lin yang akrab disapa Mama Walde, adalah sosok perempuan berusia 45 tahun yang penuh semangat dan gigih dalam menyuarakan aspirasi dan hak-hak kaum perempuan melalui Kelompok Konstituen (KK), sebuah kelompok lokal dampingan Program MAMPU-BaKTI. Ia adalah satu dari sedikit perempuan desa yang menjadi pelopor untuk pemberdayaan kaumnya di Nusa Tenggara Timur.

Saat ini Mama Walde dan keluarga tinggal di Desa Leosama, Kecamatan Kakuluk Mesak. Mama Walde yang hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) ini tidak bisa melanjutkan sekolah karena keadaan ekonomi keluarganya yang memprihatinkan. Alasan ekonomi pula yang memaksa ia dan suaminya menetap di daerah pesisir untuk mencari nafkah.

Selain mencari nafkah, Mama Walde yang memang menyenangi kegiatan sosial ini kerap hadir dalam pertemuan komunitas. Partisipasinya dalam berbagai kegitan sosial ini membuatnya terpilih menjadi kader Pos Pelayanan Keluarga Berencana – Kesehatan Terpadu (posyandu) pada tahun 1989. Keterbatasan pendidikan yang dimilikinya tidak mencegahnya untuk menorehkan sebuah prestasi. Ia juga dipilih menjadi tutor pada PAUD (pendidikan anak usia dini) di Desa Leosama. Pengalamannya sebagai kader posyandu dan tutor PAUD ini membuatnya berpikir bahwa pendidikan sangatlah penting. Ia akhirnya memutuskan untuk mengikuti pendidikan paket  B dan C.

Potensi dalam diri Mama Walde semakin bertambah semenjak bertemu dengan Program MAMPU. Saat itu, Program MAMPU tengah bekerja sama dengan Yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) Makassar dan PPSE-KA (Panitia Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Atambua) dalam membentuk KK di Desa Leosama, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.

Berdasarkan kesepakatan bersama, Mama Walde dipilih menjadi Ketua KK Laran Ida Desa Leosama. Walaupun pemahamannya tentang lima tema MAMPU masih minim, namun ia tetap serius dan tekun dalam mengikuti setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh MAMPU dan KK. Ia percaya bahwa berbagai kegiatan ini dapat menambah pengetahuan. Pemahaman perempuan Desa Leosama tentang hak – hak perempuan dan warga juga semakin bertambah berkat KK  Laran Ida.

Menurut Mama Walde, mengikuti kegiatan dalam KK ini sangat bermanfaat dalam menyuarakan hak-hak kaum perempuan dan masyarakat miskin di Desa Leosama. Berbekal pengalaman yang didapatnya melalui program tersebut, ia mencoba mengajak anggota KK untuk membantu pemerintah desa dalam tugas-tugas pelayanan di tingkat desa.

Sekarang, semua anggota KK di setiap dusun diundang dalam musyawarah dusun (musdus). Pada tingkat musyawarah rencana pembangunan desa (musrenbangdes), Mama Walde dipilih menjadi perwakilan perempuan yang akan ikut dalam musrenbang kecamatan. Tidak hanya itu, ketika ada pengaduan masalah terutama apabila berkaitan dengan hak – hak perempuan, Mama Walde bersama beberapa anggota KK segera menyampaikan kepada kepala desa setempat.

Selain itu, Mama Walde bersama anggota KK berinisiatif untuk mengolah makanan lokal dari hasil laut dan pertanian untuk menunjang ekonomi produktif. Hasil dari olahan makanan tersebut direncanakan akan dijual pada hari minggu dan hari rabu di sepanjang jalan umum di depan gereja di Desa Leosama. Berkat produk olahan ini, para anggota KK memperoleh penghasilan tambahan.

Tim KK juga diharapkan dapat membantu pemerintah desa dan warganya dalam terlaksananya berbagai program pemberdayaan perempuan dan meningkatkan angka keterlibatan perempuan dalam pembangunan desa. Mama Wade juga menambahkan bahwa perempuan tidak harus selalu menunggu, tetapi harus berinisiatif untuk kepentingan kaum mereka.

Prestasi Mama Wade tidak berhenti hanya disitu saja. Tahun 2016 masa kepemimpinan Kepala Desa Leosama akan berakhir. Sebagai ketua KK “Laran Ida” dan profil perempuan yang mumpuni, Mama Walde diusung untuk masuk dalam bursa pencalonan Kepala Desa Leosama Periode 2016-2021. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan para tokoh adat setempat serta masyarakat meminta kesediaannya untuk maju dalam pencalonan Kepala Desa. Hal ini tentu akan membantu keterwakilan suara perempuan di Desa Leosama.

Selain itu, Kepala Desa Leosama meminta Mama Walde dan KK untuk memasukan kegiatan tematik MAMPU ke dalam Alokasi Dana Desa (ADD) agar hak – hak perempuan juga dapat dijamin. Usulan itu sudah diajukan dan terdokumentasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Desa Leosama. Diharapkan dengan terpilihnya Mama Walde nanti, Desa Leosama semakin maju.

Semangat, Mama Walde!

 

*Cerita ini diambil dan dituliskan kembali dari Cerita Perubahan (Most Signifcant Change Story) yang dituliskan oleh Frida Roman (BaKTI), untuk digunakan sebagai produk komunikasi dan pengelolaan pengetahuan.