Sosialisasi Hasil Studi Tahap ke II JKN di Manado, Sulawesi Utara

Pada 4 Agustus 2016, Yayasan Kesehatan Perempuan, Jaringan Perempuan Peduli Kesehatan (JP2K) dan Swara Parangpuan melaksanakan kegiatan sosialisasi hasil studi tahap ke-II, pelaksanaan skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam kaitannya dengan kebutuhan perempuan dan pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual. Kegiatan yang didukung oleh Program MAMPU ini, dilaksanakan di Aula BKKBN Provinsi Sulawesi Utara, Manado.

Sosialisasi ini menghadirkan tiga orang narasumber, antara lain: dr. Dina Diana Permata, Kepala Departemen Pelayanan Kesehatan regional X – BPJS, dr. Jimmy Lalita, Kabid Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Sosial Dinas Kesehatan Kota Manado, dan Zan Jabil Wakid, Koordinator Survey BPJS. Adapun peserta kegiatan sosialisasi adalah dari perwakilan pihak-pihak yang berasal lokasi survey, seperti: 4 utusan kecamatan, Lurah, responden, 10 Puskesmas di Kota Manado, klinik, serta rumah sakit. Selain itu, hadir pula perwakilan dari Dinas Sosial, BPJS, Dinas Kesehatan, LSM, AJI, serta jurnalis media cetak dan radio.

Para narasumber menyampaikan hasil hasil studi tahap ke-II kepada unsur SKPD terkait, kecamatan, kelurahan, puskesmas, rumah sakit, klinik, media dan masyarakat yang menjadi respoden dalam survey yang dilakukan. Dari studi yang dilakukan, ditemukan bahwa:

  • Meskipun sudah banyak yang mendengar BPJS, tapi hanya sekitar 61 % yang sudah menjadi peserta. Alasan utamanya adalah karena mereka tidak mengetahui prosedur pembuatan serta tidak mampu membayar premi.
  • Pengetahuan masyarakat tentang layanan kespro yang dicakup BPJS rendah karena kurangnya sosialisasi. Sosialisasi yang sudah dilakukan juga tidak meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mengakses BPJS seperti bagaimana prosedur yang harus dilakukan.
  • Untuk tenaga medis dan petugas administrasi, masih banyak yang belum memahami perbedaan antara JKN dan BPJS.
  • Masih cukup banyak para petugas medis dan administrasi yang tidak mengetahui tentang layanan kespro yang dicakup BPJS.
  • Mekanisme kerja dalam layanan BPJS pada tatanan teknis tidak jelas sehingga banyak terjadi keluhan pada saat pelayanan dilakukan oleh petugas teknis dan administrasi.
  • Untuk wilayah Kota Manado, 100% setuju dengan adanya layanan BPJS.

Dalam paparannya, disampaikan pula rekomendasi hasil studi, antara lain:

  • Perlunya peningkatan sosialisasi tidak hanya berisi informasi keanggotaan, tetapi juga prosedur bagaimana mendapatkan layanan serta mekanisme komplain.
  • Perlunya peningkatan layanan kespro yang lebih baik kepada masyarakat dalam hal penyediaan fasilitas pendukung (alat-alat medis, dokter ahli, dan obat-obatan).
  • Perlu digagas adanya forum pengaduan layanan JKN terkait kespro.

Selain mengadakan sosialisasi dalam bentuk forum diskusi publik, sosialisasi juga dilakukan melalui siaran radio RAL Manado, yang disampaikan oleh Direktur Swara Parangpuan, Nurlaili, bersama koordinator survey JKN, Zanjabil Wakid.

Workshop Potret Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional bersama Para Mitra MAMPU

Pada 8 Juni 2016, Program MAMPU mengadakan workshop bersama para mitra terkait Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Selama pelaksanaan program, MAMPU mendukung para mitranya untuk meningkatkan akses perempuan miskin terhadap program perlindungan sosial yang dilaksanakan oleh pemerintah, salah satunya adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Workshop ini ditujukan untuk mensosialisasikan hasil pemetaan kegiatan para mitra MAMPU yang dilakukan oleh Djuni Thamrin, Ph.D terkait dengan kebijakan dan pelaksanaan JKN, dan mendiskusikan hasil pemetaan kegiatan Mitra tersebut dengan kebijakan terkait JKN yang sedang berlangsung di tingkat Nasional. Kemudian, perlu dilakukan pula perumusan agenda bersama dan pembagian peran untuk advokasi kebijakan terkait JKN.

Workshop dimulai dengan paparan oleh Djuni Thamrin terkait dinamika pelaksanaan JKN di lapangan dan pemetaan kegiatan 6 mitra MAMPU yang berfokus pada perlindungan sosial, antara lain, ‘Aisyiyah, Kapal Perempuan, Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), Perempuan Sumatera Mampu (PERMAMPU) dan Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP).

JKN telah memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat di Indonesia, khususnya masyarakat miskin, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun, masih terdapat banyak permasalahan dalam relasi hubungan kewajiban dan hak antara BPJS Kesehatan dengan Warga Masyarakat dan Penyedia Pelayanan di Fasilitas Kesehatan. Permasalahan tersebut merupakan hasil temuan lapangan dan juga laporan dari para mitra MAMPU yang berfokus pada advokasi akses layanan kesehatan tersebut.

Beberapa masalah yang dihadapi, antara lain:

  1. Lemahnya monitoring publik terhadap fungsi pemerintah sebagai regulator kebijakan,
  2. Basis data terpadu,
  3. Transparansi dan akuntabilitas,
  4. Masalah di Fasilitas Kesehatan di berbagai daerah, termasuk masalah distribusi tenaga kesehatan (dokter dan paramedis) serta ketersediaan dan distribusi obat-obatan ke seluruh wilayah Indonesia,
  5. Masalah koordinasi, dan
  6. Masalah berkenaan dengan evaluasi dan monitoring.

Selain itu, Djuni Thamrin juga melakukan evaluasi untuk kerja advokasi mitra MAMPU. Beberapa rekomendasinya adalah perlunya pembagian kerja yang sistematis dan strategi advokasi bersama yang bersifat nasional.

Workshop yang dihadiri oleh 45 orang dari berbagai perwakilan mitra MAMPU dan staff MAMPU ini, berlanjut dengan diskusi dan tanya jawab. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan, masukan, tambahan informasi dan juga rekomendasi yang diberikan. Sebagai tindak lanjut diskusi tersebut, dilakukan pertemuan untuk merancang rencana tindak lanjut para mitra dalam menyusun strategi advokasi bersama.

Kedutaan Besar Australia, Yayasan Kesehatan Perempuan Bangun Jaringan Penegak Hukum Bersama Pemerintah

Pada 20 Mei 2016 lalu, Fleur Davies, Minister-Counsellor Kedutaan Besar Australia di Indonesia, bersama dengan Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP) melakukan pertemuan dengan berbagai perwakilan lembaga pemerintah.

Pertemuan ini ditujukan untuk membangun jaringan perempuan penegak hukum dan keadilan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA), Kejaksaan, Kehakiman, Kepolisian, Mahkamah Konstitusi, Komnas Perempuan, dan lembaga lainnya.

Dilaporkan oleh: Zumrotin K. Susilo (Ketua Yayasan Kesehatan Perempuan/YKP)

Yayasan Kesehatan Perempuan: Survey Kualitas Layanan Jaminan Kesehatan Nasional

Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP), melalui Program MAMPU sedang melakukan survey ke masyarakat dan penyedia layanan kesehatan tentang implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) khususnya yang menyangkut kualitas layanan yang diberikan. Hasil survey ini diharapkan menjadi masukan berharga bagi pemerintah terhadap implementasi JKN.

Ikuti akun Twitter @YKP_INA untuk melihat survey yang dilakukan langsung di masyarakat dan tenaga kesehatan.

Dilaporkan oleh Nanda (YKP)