Pekerja Rumahan di Mojokerto Dapatkan BPJS Ketenagakerjaan

Mitra Wanita Pekerja Rumahan Indonesia (MWPRI) melakukan kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur dalam pemberian akses BPJS Ketenagakerjaan. Dari kerjasama ini, sejumlah 100 pekerja rumahan di Mojokerto mendapatkan akses BPJS Ketenagakerjaan dengan bebas premi selama tiga bulan pertama.

Salah satu isu yang sering dihadapi para pekerja rumahan adalah tidak adanya perlindungan keselamatan kerja dan kesehatan selama bekerja. Untuk itu, adanya kerjasama ini menjadi sebuah terobosan penting bagi para pekerja rumahan.

Dilaporkan oleh: Qorihani (Partner Engagement Officer – Program MAMPU)

Quickbook Training untuk Para Mitra MAMPU di Surabaya

Dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan para mitra dalam membuat laporan keuangan, MAMPU mengadakan quicbook training di Surabaya pada 16 – 18 Mei 2017.

Pelatihan ini diikuti oleh 18 orang perwakilan dari 10 mitra, seperti: Forum Pengada Layanan (FPL), TURC, Yasanti, MWPRI, Bitra, Swara Parangpuan, SAPA Institute, KJHAM, LBH APIK Aceh, Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) dan Walang Perempuan.

Anggota Termuda HomeNet Surabaya Berbagi Pengalaman Berorganisasi

“Mbak Ita” begitu biasanya para tetangga memanggilnya. Tubuhnya kecil, murah senyum dan selalu menyapa siapa saja yang ditemuinya. Wanita bernama lengkap Ita Handayani ini sehari-harinya bekerja melipat kertas di percetakan yang memproduksi buku yasin, kamus dan lain-lain, serta berjualan sosis, nugget dan sejenisnya. Selain itu, istri dari Abdul Khafid ini terkadang juga ikut mengambil garapan memipihkan ceker untuk keripik ceker. Di sela-sela kesibukannya, Mbak Ita acap kali menerima pesanan membuat hantaran nikahan. Tidak cukup hanya empat pekerjaan tersebut, Mbak Ita juga sering “momong” anak tetangga ataupun saudaranya.

“Sudah lebih dari 3 tahun saya menikah, namun hingga kini belum diberi amanah oleh Allah seorang anak. Kata orang Jawa dulu, supaya bisa cepat punya anak, harus momong anak orang lain sebagai pancingan”, tutur Mbak Ita.

Dibandingkan dengan anggota HomeNet Surabaya lainnya, Mbak Ita tergolong paling muda usianya. Namun bukan berarti perempuan yang lahir pada tanggal 23 Juli 1988 ini menjadi “anak bawang” di organisasi. Sejak bergabung dalam kelompok Persatuan Perempuan Mandiri 2 kelurahan Lontar yang diketuai Ibu Yanus Dwi S, Mbak Ita selalu rajin menghadiri setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi. Mbak Ita juga mendapat kepercayaan menjadi salah satu pengurus di kelompoknya. Pada kegiatan Temu Pimpinan tingkat Surabaya dan sekaligus deklarasi pembentukan HomeNet Surabaya, Mbak Ita yang hadir menjadi delegasi dari kelompoknya, mendapat kepercayaan sebagai koordinator kecamatan Sambikerep dalam kepengurusan HomeNet Surabaya.

Sejak saat itu, perempuan lulusan SMK ini semakin aktif di organisasi yang digelutinya. Bersama Ibu Yanus Ketua HomeNet Surabaya, Mbak Ita mempelopori pembangunan usaha produksi organisasi di kelurahan Lontar. Tidak hanya menjadi pencetus dalam ide dan konsep, Mbak Ita ambil bagian aktif dalam rencana tersebut sebagai petugas yang memproduksi produk kelompok. Dengan kemampuannya merajut, Mbak Ita menawarkan diri mengajari beberapa ibu yang berminat dan memiliki bakat merajut.

Jika hanya saya saja yang merajut, hasil yang diperoleh hanya sedikit. Tapi jika banyak yang bisa merajut kan enak, hasilnya bisa banyak”, paparnya.

Selain itu, Mbak Ita juga mempelopori kerapian administrasi keuangan organisasi di Lontar. Setelah mendapatkan materi tentang pentingnya tertib administrasi dan keuangan organisasi, Mbak Ita mulai membeli buku untuk mencatat setiap keluar-masuknya uang kas organisasi.

Program MAMPU (Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan) yang diselenggarakan oleh MWPRI (Mitra Wanita Pekerja Rumahan Indonesia) di Lontar memberikan banyak manfaat dan perubahan pada diri Mbak Ita.

Tidak hanya memperoleh banyak teman baru dan pengetahuan baru yang saya peroleh, saya juga mendapatkan pengalaman baru. Sebelum ada kelompok Persatuan Perempuan Mandiri di Lontar, saya tidak pernah ikut dalam organisasi apapun. Buat apa pikir saya? Namun, setelah bergabung dalam kelompok Persatuan Perempuan Mandiri 2, saya menjadi semangat berorganisasi.  Bahkan aktif sebagai pengurus”, kata Mbak Ita.

Perubahan dan keaktifan Mbak Ita ini, diamati pula oleh Ibu Yanus. Ia menilai Mbak Ita sebagai orang yang rajin bekerja.

Sejak dipercaya menjadi koordinator kecamatan, sregep (rajin) diajak keliling ke rumah ibu-ibu satu per satu untuk mengajak mereka hadir dalam pertemuan kelompok. Mbak Ita juga gak eman, menyempatkan waktunya 1-2 jam hampir setiap hari kumpuldi rumah saya untuk merajut sambil ngalor-ngidul membicarakan perkembangan organisasi jika ada masalah, juga mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan kas”, testimoni Ibu Yanus.

Ia juga menambahkan bahwa Mbak Ita rajin mempromosikan produk kelompok ke tetangga sekitar rumahnya dan saudara-saudaranya, sehingga banyak yang membeli produk tersebut lewat Mbak Ita.

Ditulis oleh: Ulfatur Rosyidah (Fasilitator Lapangan MWPRI)

PPR: Need Assessment II di Kasihan, Bantul, Yogyakarta

Pada 7 September 2016, Perempuan Pekerja Rumahan di Yogyakarta, melakukan kegiatan Need Assessment II ke Dusun Jipangan,  Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul. Daerah ini memiliki potensi untuk dibangun kelompok Perempuan Pekerja Rumahan yang baru.

Dalam kegiatan tersebut, tim bertemu dengan Mbah Tukilah (67 tahun) yang sudah 10 tahun bekerja sebagai pengirat bambu untuk kerangka kipas. Upah yang diterimanya untuk 40 lembar bambu adalah Rp 300.-

Diskusi Terfokus Bahas Raperda Perlindungan Tenaga Kerja Jawa Timur

Pada 6 Agustus 2016, Pekerja Rumahan melakukan diskusi terfokus bersama anggota DPRD Jawa Timur, Bapak Fathulah dari Dapil V. Diskusi yang dilakukan dalam rangka reses anggota DPRD ini, membahas Raperda Perlindungan Ketenagakerjaan Jawa Timur.

Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor MWPRI, dan diikuti oleh 15 orang peserta yang terdiri dari 10 orang Pekerja Rumahan, 1 orang fasilitator lapangan, dan 4 orang Manajemen MWPRI.

Dilaporkan oleh: Dardiri Dardak (MWPRI)

Kunjungan Kedutaan Australia ke Serikat Pekerja Rumahan di Tanjung Morawa, Sumatera Utara

Pada 26 Juli 2016, Perwakilan Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia bersama-sama dengan Program MAMPU melakukan kunjungan ke Serikat Pekerja Rumahan (SPR) di Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Dalam kesempatan tersebut, Patricia Bachtiar dari Kedutaan, melakukan dialog dan diskusi bersama-sama dengan para anggota Serikat Pekerja Rumahan.

Ibu Rosita Limbong, wakil ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) SPR Kota Medan, bercerita tentang pengalaman mengadvokasi kenaikan upah kepada perantara. Beliau bekerja membungkus cabe yg biasa menjadi bumbu pelengkap mie instant.

Kelompok perempuan Pekerja Rumahan di Tanjung Morawa ini merupakan salah satu kelompok dampingan dari Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan Indonesia (BITRA). BITRA memfasilitasi dan mengarahkan pelaksanaan untuk memberdayakan masyarakat terutama marginal di daerah pedesaan dan mengembangkan pelayanan publik di berbagai tingkatan. BITRA telah melakukan kegiatan mereka di beberapa daerah, termasuk Sumatera Utara (Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Tapanuli Selatan) dan Aceh (Bener Meriah Bireuen, Aceh Barat Daya, Aceh Tenggara, Aceh Singkil, Simeulue).

Dilaporkan oleh: Qorihani (Partner Engagement Officer – Program MAMPU)

Diskusi dan Konsultasi Keberlanjutan bagi Jaringan Pekerja Rumahan di Malang

Pada 27 Juni 2016, Jaringan Pekerja Rumahan (Homenet) Indonesia, Jawa Timur, Kabupaten Malang dan Kota Malang melakukan kegiatan apresiatif konsultasi bersama-sama dengan MDF Training & Consultancy.

Pertemuan ini bertujuan untuk menggali dan membahas keberlanjutan organisasi dan program pasca Program MAMPU bagi Pekerja Rumahan.

Bertempat di kantor MWPRI, Malang, pertemuan dihadiri oleh 12 orang perwakilan Pekerja Rumahan, 5 orang staf MWPRI, 1 orang perwakilan Program MAMPU dan 1 orang dari MDF.

Pekerja Rumahan Jawa Timur Ikuti Public Hearing Bahas Raperda Perlindungan Ketenagakerjaan

Pada Senin, 25 Juli 2016 yang lalu, Pekerja Rumahan mengikuti Public Hearing ke Komisi E (Kesra) DPRD Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (RAPERDA) tentang Perlindungan Ketenagakerjaan ini, dilaksanakan di Ruang rapat Bina Loka Adhikara, Kantor Gubernur Jawa Timur.

Beberapa usulan utama Pekerja Rumahan dalam Public Hearing ini antara lain:

  1. Pengakuan Pekerja Rumahan, puting out sistem sebagai pekerja di dalam bagian pertama pengertian umum dan definisi,
  2. Mengatur Pekerja Rumahan dalam satu bagian khusus dengan beberapa pasal, di antaranya tentang Perjanjian Kerja,
  3. Pengaturan upah untuk Pekerja Rumahan dalam upah satuan yang dikonversi setara pekerja pabrik dengan rumusan tertentu,
  4. Pengupahan dengan memperhitungkan penggunaan tempat, alat dan bahan dari pekerja,
  5. Penguatan fungsi pengawasan ketenagakerjaan, khususnya untuk kerja pemborongan dan outsourcing,
  6. Untuk pekerjaan outsourcing, penentuan jenis pekerjaan utama dan penunjang harus ditetapkan oleh negara, bukan asosiasi usaha sejenis,
  7. Pemberian perlindungan sosial terhadap keselamatan akibat kecelakaan/ resiko pekerjaan akibat kerja.

Dilaporkan oleh: Dardiri Dardak (MWPRI)

Workshop Stakeholder tentang Pekerja Rumahan di Jember, Jawa Timur

Pada 23 Mei 2016 yang lalu, Mitra Wanita Pekerja Rumahan Indonesia (MWPRI), salah satu mitra Program MAMPU, bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Jember melaksanakan Workshop Stakeholder tentang Pekerja Rumahan. Workshop ini mengambil tema “Menggalang Kekuatan untuk Mewujudkan Perlindungan dan Kehidupan Ekonomi yang Layak bagi Perempuan Pekerja Rumahan di Kabupaten Jember”.

Bertempat di Aula Bawah Sekretariat Pemerintah Kabupaten Jember, workshop ini diikuti sebanyak 53 orang, yang terdiri dari staf Pemkab Jember, Homenet Indonesia Kab Jember, BPJS Kesehatan, BPJS ketenagakerjaan, Pekerja Rumahan, LSM, Media, Ormas dan Perguruan Tinggi.

Hadir sebagai panelis dalam workshop ini adalah perwakilan dari MWPRI, Dinas Sosial, Disperindag, Disnakertrans, Diskop & UKM, Bappekab Kab Jember dan perwakilan Pekerja Rumahan.

Untuk membuka kegiatan workshop ini, wakil Bupati Jember, KH Muchid, memberikan sambutan dan menyampaikan materi keynote.

Dilaporkan oleh: Dardiri Dardak (MWPRI)

Jaringan Pekerja Rumahan (Homenet) Indonesia Ikuti Bazar Ramadhan di Malang

Dalam rangka kegiatan Pameran dan Bazar Ramadhan yang diselenggarakan oleh Dinas Koperindag Kabupaten Malang, Jaringan Pekerja Rumahan (Homenet) Indonesia turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Pameran yang diadakan di Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang pada tanggal 25 – 26 Juni 2016 terebut, memamerkan dan menjual beragam produk usaha bersama dari berbagai kelompok dan usaha kecil menengah yang ada di Kabupaten Malang. Adapun kelompok dan anggota Homenet Indonesia Kabupaten Malang, menjual aneka kue-kue kering dan minuman.

Kegiatan produksi/ usaha bersama adalah bagian dari kegiatan untuk menciptakan sumber pendapatan baru dan meningkatkan pendapatan Pekerja Rumahan. Wadah usaha bersama dan brand yang dibangun bernama HOMEBIZ. Partisipasi Pameran difasilitasi oleh UKM Center STIEKOP Malang.